Jumat, 07 Februari 2014

Sedikit keresahan ngafe di Cilegon

Sebenernya, gue nyebutin cafe cilegon itu udah males banget. Gue yang belum nemu atau gue aja yang sensitif dengan pelayanan yang kurang memuaskan. Gue suka ngerasa kurang nyaman aja duduk berjam-jam disini, dengan hanya memesan satu gelas coffe dan satu porsi makanan entah itu kentang goreng, roti, atau mie rebus. 

Sejam pertama oke, mereka gak ada problem. Sejam kedua masih tahap wajar. Ketika di jam ketiga, gue tetap duduk di cafe ini, pelayan cafe langsung memasang senyum kecut, tatapan mata yang tidak menyenangkan, bahkan sesekali gue denger "Udah malam kali, katanya mau pulang" dengan intonasi yang sedikit tinggi. Ketika lo lagi enak ngetik sesuatu dan gak sengaja mendengar ucapan tadi, apa yang lo fikirin? Blank seketika, mood nulis pun males untuk melanjutkan kembali. Oh, shit.  Toh setiap di jam ketiga gue selalu mesan satu gelas kopi lagi kok. Tapi entah kenapa mereka terlihat engga suka dengan keberadaan gue disini. Nulis pun terasa kurang nyaman, sebutlah cafe ini "V", gue tidak mempermasalahkan pelayan cafe-nya, yang gue mau luruskan adalah manager cafenya, untuk mengarahkan customer seperti gue ini harap dimaklumkan. Ketika gue tinggal di Bandung, bulan september 2013 kemarin, gue suka ngerasa nyaman berjam-jam di cafe "B". Entah itu mau nulis apa enggak, yang terpenting bagi gue ketika di cafe, ada sesuatu ide yang gue hasilkan lalu gue catat. Ide itu mungkin engga gue gunakan secara mendadak, mungkin akan digunakan suatu saat nanti. Ide itu spontanitas, dan kreatifitas cara mengasahnya. 

Sebelum gue di cafe "V" ini, gue langganan nulis di cafe D di daerah PCI Cilegon, kabar buruknya cafe itu sudah tidak melanjutkan usahanya lagi, dan berpindah tangan ke orang. Yang sekarang sedang diperbaiki, entah kapan buka laginya. Selama setahun lebih gue menghabiskan ngelamun, ngetik di cafe tersebut nyaman banget pokoknya, udah mulai kenal dengan pelayan-pelayannya bahkan sering ngasih tips-tips menu, list harga yang tadinya sedikit mahal gue sarankan untuk diturunin, managernya asik kalau ada customer, malah disapa terus, diajak ngobrol untuk sekedar share, gimana caranya biar ini cafe jadi rame, gue udah berusaha untuk ngasih masukan sesuai cafe yang gue liat di Bandung, dan yang sebelumnya cafe D lagunya itu-itu aja, akhirnya gue share sebagian lagu-lagu yang ada di leptop ke cafe D ini, agar terkesan suasananya kekinian dan ke anak mudaan, semua tinggal kenangan. Ibaratnya "Ketika lo nyaman dengan suatu tempat, dan tempat itu mulai diganti dengan orang lain, mau gak mau, dengan terpaksa lo harus pindah ke tempat yang baru" Proses ini lah yang menyedihkan, kita harus adaptasi lagi, mulai dari 0. Dan gue harus adaptasi dengan tempat "V" ini, pelayan yang jarang ngasih senyum, managernya gue sapa dia malah buang muka, dan suka nyindir secara halus kalau gue lama-lama disini, untungnya gue sering pake headset kalau nulis, jadi gak begitu banyak mendengar nyinyiran mereka di belakang. Padahal di cafe V ini, ada temen SMA gue, bahkan pernah sekelas yang udah beberapa tahun gak ketemu, ketemu malah dia bekerja di tempat V ini. Entah sampai kapan gue menemukan cafe di Cilegon yang membuat betah lama-lama, atau gue harus buka cafe sendiri? Sudah punya rencana, dan butuh modal yang engga sedikit. 

Saat gue ngobrol dengan manager cafe D, dia sedikit membocorkan berapa budget yang dikeluarkan ketika kita mau buka cafe, kebetulan dia franchise dari salah satu donat yang udah lumayan terkenal, yang penting bukan si dunkin. Kurang lebihnya "Kalau kamu mau buka cafe, cari tempat yang strategis, pikirin juga tempat parkirnya, percuma dong tempat bagus tapi kalau parkirnya sempit, nah sisahnya modal, modal disini enggak sedikit saya buka cafe ini total 150jutaan termasuk sewa tempat, sama furniturnya" Yang seingat gue seperti itu, makanya gue masih mikir-mikir lagi kalau mau buka cafe di Cilegon, apa lagi masyarakat disini masih belum begitu rame kalau ada cafe, tentunya konsumennnya juga cuma untuk kalangan kantoran sama mahasiswa, selain itu kurang, pendapatannya juga paling besar 50Jutaan/bulan itu bruto.

Setelah obrolan gimana caranya bikin cafe, gue cuma pengen ada cafe yang nyaman aja ditempati dengan orang yang semacam gue ini, pelayannya asik, makanannya enak, dan harganya murah, terakhir ada wifinya. Susah banget cari wifi yang gratisan dan cepet di cilegon, mau kayak cafe sekeren apapun itu pasti wifinya mati, dengan alasan "gak tau, ya, mas, ini wifinya error dari kemaren" kemudian gue celetuk aja "Belum bayar kali, mbak" dan embak itu melengos dengan senyuman bersalah. Iya, cafe kalau gak ada wifinya sebelas duabelas dengan warteg.

Kalau baca tulisan gue diatas, gue semacam pengen banget punya cafe di Cilegon. Doain, aja, ya. Sebenarnya hasrat ini udah ada semenjak gue jadi rutin nulis karena nulis di rumah engga kondusif, makanya gue nulis di luar. Balik lagi hasrat gue bikin cafe di Cilegon, kalau gue ada modal, modal yang gue sedang tabung. Rencananya gue mau buka "Cafebook" gak mau mulai dari yang besar, gue mau mulai ini dari kecil-kecilan dulu, cafe yang di lantai atas hanya cafe, dan dilantai bawah hanya toko buku. Begitu temen-temen mau ke cafe mereka gak hanya beli makanan aja, melainkan buku yang gue sajiin juga. Biar mereka nongkrong ada sesuatu yang dihasilkan selain kenyang dan gratis wifian. Kalau ada temen yang mau ngajak kerja sama, gue dengan tangan terbuka langsung cari tempat, dan putusin mau buka dimana, ini masalahnya untuk membangun kemajuan Cilegon. Anak-anak gahul Cilegon udah mulai gelisah dengan beberapa cafe yang kurang nyaman, InsyaAllah cafe yang gue bikin nanti gue sajiin dengan senyaman mungkin. Doain, ya. Dukung juga di reg spasi Amank kirim ke nomor yang anda inginkan, pokoknya mah terserah.

Jadi, ada refrensi cafe yang asik gak di Cilegon? Selain v-nice, mutiara cafe, ciwa, dan cangkir. Karena ke-empat cafe ini mungkin udah gak asing sama muka gue yang sedikit bulat, rambut kriting, dan berjam-jam di tempat tersebut. Hehehe.

Berikut photo-photo cafe yang ada di Cilegon.

Ini cafe cangkir sewaktu di samping Bank BJB

Di cafe Mutiara, kakak beradik yang kegantengannya, sang kakak harus mengalah.

Di Cafe Mutiara

Ini di cafe anak gahulnya cilegon, isi photonya emang gak ngenakin

Gak mesti disebutin lagi nama cafenya, anak Cilegon udah pasti tau. 


Komentarin, ya.